Apa salahku? Hanya
ingin menjadi seseorang yang ku impikan sejak dulu,dan ketika ada yang
memberiku jalan…kau tak mengerti,dan menjauhiku.Life is choice itu yang
banyak orang bijak katakana, aku tak banyak berfikir namun itu semua
memang benar.Ini adalah pilihanku sekarang,menjadi seorang Ikhwan.
Apa itu ‘Ikhwan’ ? aku belum mengetahuinya,biarkan waktu yang menjawabnya.Tapi secara penuh yang aku inginkan adalah menjadi hamba allah dari golongan lelaki yang taat menjalani perintahnya.Masa laluku boleh kau lihat, aku pun sesekali melihatnya.Masa depanku pun boleh kau lihat,dan aku selalu menatap serta mempersiapkanya.Mengapa? hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Saat ini aku dalam proses ingin berubah,apa yang kau ketahui tentang sebuah perubahan? Aku hanya berfikir bahwa aku butuh pengorbanan dan resiko menghadapinya.Jatuh? itu sudah biasa,bahkan ada orang-orang yang harus pulang di tengah jalan panjang nya menuju diri yang baru.Allah menciptakan kita di dunia ini dalam bentuk survival, karena tak ada di dunia ini yang seorangpun tidak bersaing dengan manusia di sebelahnya.Siapa yang kuat ia akan bertahan,yang tak bisa, maka Game is over for you.
Dan kembali pada problemku,ini lah yang aku rasakan, sebuah relevansi dari kata-kata yang sering kuuntai sendiri sebagai motivasi, kini berubah, dan menagih ‘Apakah mulutmu hanya bisa berkata?’
Aku mencoba dingin menghadapi ini, yap, aku tak bisa terburu-buru karna bisa menyebabkanku terpeleset dan jatuh salah lintasan,suatu hal yg tidak diinginkan bukan? Prepare my self from now , dalam persiapanya saja kapalku sudah kekurangan bahan bakar.Namun tekadku kuat, air lautan yang berhias garam kujadikan bahan bakar.Sekarang kapalku masih dalam perjalanan di sekitar pantai, maka ketika karam, aku masih bisa menyelamatkan diri.Tak tau apa jadinya ketika aku sudah berhasil mengarungi lautan dengan kapal kuat bernama ‘Ikhwan’ lalu karam dan aku tenggelam menuju dalamnya palung lautan.Bagaimana aku bisa kembali? Nyaris mustahil.Maka itu, aku siapkan kapal ini dengan sebaik-baiknya walau ku tau dengan se-ijin Allah kapal Titanic yang lebih kuat dari kapalku pun bisa karam, maka kusiapkan do’a agar Allah izinkanku berlayar dilautanya, dengan kepala tertunduk, menggambarkan penghambaan yang sungguh dariku.
Semoga perjalanan baruku ini di restui oleh ALLAH SWT. Dan menjadi amal ibadah yang akan membawa kapalku terbang bersayap menuju surge-Nya,amin ya Allah ya Rabbal alamin.
Bersama kapalku ini ,Allah berikan bahan bakar Rahmat dan cintanya agar ku kuat arungi laut ini.Kapal ‘Ikhwan’ SEJATI.
Especially for all my friend Artileri, and our older brother Ust. Agus Sudiansyah Al-hafidz
By: Anbiya
Apa itu ‘Ikhwan’ ? aku belum mengetahuinya,biarkan waktu yang menjawabnya.Tapi secara penuh yang aku inginkan adalah menjadi hamba allah dari golongan lelaki yang taat menjalani perintahnya.Masa laluku boleh kau lihat, aku pun sesekali melihatnya.Masa depanku pun boleh kau lihat,dan aku selalu menatap serta mempersiapkanya.Mengapa? hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Saat ini aku dalam proses ingin berubah,apa yang kau ketahui tentang sebuah perubahan? Aku hanya berfikir bahwa aku butuh pengorbanan dan resiko menghadapinya.Jatuh? itu sudah biasa,bahkan ada orang-orang yang harus pulang di tengah jalan panjang nya menuju diri yang baru.Allah menciptakan kita di dunia ini dalam bentuk survival, karena tak ada di dunia ini yang seorangpun tidak bersaing dengan manusia di sebelahnya.Siapa yang kuat ia akan bertahan,yang tak bisa, maka Game is over for you.
Dan kembali pada problemku,ini lah yang aku rasakan, sebuah relevansi dari kata-kata yang sering kuuntai sendiri sebagai motivasi, kini berubah, dan menagih ‘Apakah mulutmu hanya bisa berkata?’
Aku mencoba dingin menghadapi ini, yap, aku tak bisa terburu-buru karna bisa menyebabkanku terpeleset dan jatuh salah lintasan,suatu hal yg tidak diinginkan bukan? Prepare my self from now , dalam persiapanya saja kapalku sudah kekurangan bahan bakar.Namun tekadku kuat, air lautan yang berhias garam kujadikan bahan bakar.Sekarang kapalku masih dalam perjalanan di sekitar pantai, maka ketika karam, aku masih bisa menyelamatkan diri.Tak tau apa jadinya ketika aku sudah berhasil mengarungi lautan dengan kapal kuat bernama ‘Ikhwan’ lalu karam dan aku tenggelam menuju dalamnya palung lautan.Bagaimana aku bisa kembali? Nyaris mustahil.Maka itu, aku siapkan kapal ini dengan sebaik-baiknya walau ku tau dengan se-ijin Allah kapal Titanic yang lebih kuat dari kapalku pun bisa karam, maka kusiapkan do’a agar Allah izinkanku berlayar dilautanya, dengan kepala tertunduk, menggambarkan penghambaan yang sungguh dariku.
Semoga perjalanan baruku ini di restui oleh ALLAH SWT. Dan menjadi amal ibadah yang akan membawa kapalku terbang bersayap menuju surge-Nya,amin ya Allah ya Rabbal alamin.
Bersama kapalku ini ,Allah berikan bahan bakar Rahmat dan cintanya agar ku kuat arungi laut ini.Kapal ‘Ikhwan’ SEJATI.
Especially for all my friend Artileri, and our older brother Ust. Agus Sudiansyah Al-hafidz
By: Anbiya